Langsung ke konten utama

....


Have you ever felt sad, very sad over something that you don't even know about? You even struggle with yourself, think as hard as you can, but you don't know what do you think? Then you get angry, then cry loudly until the tiredness is present. Your body sags limp. Somehow tired of what?
Is the human brain really designed like that? Yeah, it is true that we are human beings who have the ability to think so that we can produce something very powerful for civilization. That's the concept of thinking on a large scale. Thinking on a small scale arguably far from civilization is also allowed. The important thing is to think. But heii instead of creating something big starting from a small step first?
When do you think? If I may answer when your curiosity about an object appears. Next comes the branded feeling of causality in mind. Why? How? then you look for the answer until your curiosity is answered and you are satisfied. But, what about the situation earlier? What happened? I am saddened for something that somehow makes me sad. And I think of something that I can't even find what I am curious about. What should I do? There is a blankness that surrounds me right now.
Islam, the religion I professed to write in such a vacuum, we must remember God in the form of dhikr. I'm very sure God is also reading my blog.
 My dear God. I know you listen to me, you know what I feel. The more I involve you in very abstract feelings and how mysterious all of this is, I can only conclude one thing and that I find in my own conscience. Mortal. Lost. I am not me. I heard noise in silence. There is a lot of noise. There is a crowd in solitude. Yah, neurons with each other also connect something that is still difficult to define in the form of words. An atmosphere like this, there is inspiration as well as a dead end coming together.
And Heyy, WHAT I WROTE SINCE LAST? I DON’T KNOW.
Note* Sengaja pake bahasa Inggris biar...? (biar apa ya?)

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aguste Comte : Positivisme

      Sumber : NgajiFils.Fakhruddin Faiz Tokoh   yang bernama aguste Comte, memiliki penyakit jiwa dalam sejarah. Agak paranoid, beliau pernah masuk sekaligus pernah kabur dari rumah sakit jiwa. Aliran   positivisme ini mengarah kepada sosiologi berciri khas Comte. Kisah   hidup yang terbilang   tragis.   Sebab ia   hidup di saat Perancis mengalami perang. Waktu itu,   kelompok   bangsawan bersikeras menginginkan monarki   sementara rakyat menginginkan demokrasi. Dari   pasca Revolusi Perancis inilah yang melatarbelakangi lahirnya positivisme yakni keinginan untuk merehabilitasi kondisi sosial pasca revolusi tahun 1789.   Ada   dua pemikiran yang muncul. Pertama,   mereka yang ingin kembali pada model masyarakat tradisional   (kelompok Romantik). Kedua,   mereka yang mencari nilai-nilai baru modernitas dan memimpin masyarakat saintis-industrial di masa depan (kelompok positivism)...

HERMENEUTIKA

Sumber : NgajiFils.Fakhruddin Faiz Mengukur sesuatu yang bukan excact , itulah hermenutika. Banyak orang yang menganggap negatif mengenai hermenutika sebab ada beberapa kerancuan dalam membedakan hermeneutika sebagai metode tafsir   (bibel, Qur’an juga biasanya)   dan hermeneutika sebagai basis dalam   filsafat. Kali ini akan dibahas   sebagai   metode dalam memahami dunia manusia.   Istilah hermeneutika   diambil dari dewa yunani yang bernama Hermes. Dimana arti dari bahasa inggrisnya yakni a messenger who bring the massage of destiny . Bagaimana   cara agar   orang memahami pesan yang kamu bawa. Karena modus dari hidup kita adalah paham dan memahami sesuatu.   Dalam dunia islam nama Hermes ini adalah   Idris. Jadi diasosiasikan oleh nabi Idris sebab idris diakui sebagai filosof pertama.   Kalau dalam dunia sufi dipersonifikasikan dengan orang-orang yang sering berkeliaran di Bumi dan menjadi nabi Khidir itu sebenarnya Idr...

KETIKA VIBRASI CINTA MELEKAT DI JIWA

Waktu usia anak-anak,   kita sering membayangkan Dia itu Maha Hebat dan Maha SegalaNya.   Tidak   ada kemampuan bagi kita untuk mengidentifikasikan diri denganNya.   Akibatnya,   perasaan takut teramat sangat muncul    ketika mengingat kepada yang serba Maha itu. Akhirnya,   Taqwa pun diartikan takut   dan tunduk. Namun perasaan takut ini jugalah yang membuat jarak kita denganNya sangat jauh. Dia yang sangat Suci, sementara kita sangat kotor. Lantas, bagaimana dengan pendekatan Cinta?   Bila dengan cinta, tiada lagi perasan takut dan tunduk,   melainkan perasaan kepasrahan diri dan keterpesonaan hati kepadaNya.            Cinta   tidak bisa diterangkan,   dan hanya bisa dirasakan.   Tidak   cukup kosakata yang tersedia untuk menggambarkan bagaimana nikmatnya Cinta.   Karena   kosakata yang tersedia didominasi oleh kebutuhan fisik sehingga untu...